Detail News



post image
Halo dunia. Halo para praktisi di dunia per-Scrum-an. Kali ini saya ingin menuliskan pengalaman saya menggunakan karakter Bukan Scrum Master di kelas Advanced Professional Scrum Master yang baru-baru ini saya jalankan di salah satu klien saya yang sudah lama menjalankan Scrum dan sudah memiliki banyak Scrum Master. Dengan semakin maraknya perusahaan yang menggunakan Scrum Master, semakin banyak juga kesalah-pahaman mengenai peran Scrum Master. Ada enam karakter Bukan Scrum Master yang saya amati sering terjadi di Indonesia dan saya bahas di kelas ini. Gunanya agar para peserta, yang seluruhnya adalah Scrum Master, dan organisasi di mana mereka berada juga dapat semakin mengerti mengenai peranan mereka sebagai Scrum Master. Dan yang terpenting adalah mereka bisa semakin menjadi Scrum Master yang owsem buat perusahaannya. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan Scrum di Indonesia, semoga tulisan ini juga bisa membantu perusahaan-perusahaan mengidentifikasi letak kesalahan implementasi Scrum di perusahaan mereka saat ini. Saya menggunakan nama-nama yang digunakan sebagai ilustrasi, kalau ada kesamaan nama karakter di sini dengan nama Scrum Master kalian, itu bukanlah kesengajaan. Scrum Master sebagai Manajer Proyek Perkenalkan Margret. Margret adalah seorang manajer proyek yang cukup kawakan dan sudah sering mengelola proyek menggunakan Waterfall. Karena semakin maraknya penggunaan Scrum dan perusahaan sedang melakukan Digital Transformation, Margret pun ditunjuk oleh perusahaan untuk menjadi Scrum Master. Sayangnya, walaupun titel Margret sudah berubah, Margret masih menggunakan perilaku seorang manajer proyek yang seringkali membuat banyak orang bingung. Margret pun masih duduk di Project Management Office. Manajer Proyek dengan label Scrum Master seperti Margret cukup banyak di Indonesia. Apalagi dengan ditambahkannya modul Agile di edisi PMBoK terbaru, karakter ini menjadi semakin popular. Ciri-ciri: Menuliskan jabatannya di LinkedIn sebagai Project Manager/Scrum Master atau Project Coordinator/Scrum Master. Masih belum bisa move on dari manajemen proyek. Lebih peduli dengan deadline dan menjadikan Sprint sebagai mini-waterfall dan mengunci scope dalam satu Sprint dan satu proyek. Menyederhanakan Scrum sebagai Waterfall yang scope-nya dipotong kecil-kecil atau Waterfall yang dikompres dan dilakukan berulang-ulang. Menjadikan Daily Scrum sebagai report status meeting dari masing-masing anggota Development Team untuk dirinya. Menugaskan pekerjaan ke masing-masing anggota Development Team pada saat Sprint Planning. Menjadikan Sprint Review sebagai User Acceptance Test (UAT) dan alat untuk micro-management Development Team. Mewajibkan setiap User Story agar jelas dan tidak boleh berubah hingga akhir proyek. Hampir tidak pernah melakukan individual coaching kepada development team dan lebih sibuk meng-entertain stakeholder dan user. Tidak peduli dan lebih sering tidak melakukan Sprint Retrospectives. Sering memaksakan proses yang dia ketahui kepada development team. Seringkali Mengubah Scrum untuk kepentingan dia pribadi. Menganggap Scrum adalah cara kerja gaya koboi karena Scrum Guide tidak setebal PMBoK. Penyebab: Perusahaan underestimate dan menganggap Scrum sebagai metodologi manajemen proyek. Perusahaan memetakan Scrum Master ke Manajer Proyek karena yang namanya proyek ya harus ada manajer proyeknya. Ada manajer Proyek di perusahaan yang belum bisa move on yang ingin menyelamatkan pekerjaannya dan menggunakan interpretasi dia sendiri mengenai Scrum agar menghambat Scrum untuk diadopsi secara benar di perusahaan. Ada manajer proyek bertitel PMP (Project Management Professional) di perusahaan yang baru membaca ada Agile Project Management di edisi PMBoK terbaru dan memetakan Scrum berdasarkan pemahaman dia sendiri. Kostumer ingin delivery yang cepat namun nilai kontrak tetap. Perusahaan menganggap peran Scrum Master yang tidak mengkontrol development team terlalu cemen. Si manajer proyek dengan sertifikasi PMP menganggap kalau investasi untuk mempertahankan sertifkasi PMP (Project Management Professional) terlalu mahal untuk dibuang begitu saja dan menganggap kalau PMBoK adalah kebenaran absolut dalam mengelola semua jenis proyek. Scrum Master sebagai Technical Leader Perkenalkan Joni. Joni adalah seorang rockstar developer dan seorang technical leader di perusahaan. Joni kurang suka coaching dan mentoring orang-orang. Baginya hidupnya adalah hanya mengenai kode. Joni sering tampil di meetup-meetup seputar programming di Jakarta. Joni baru belajar Scrum lewat video di Youtube karena pimpinan perusahaan baru saja marah-marah ke dia karena proyek-proyek IT selesainya terlalu lama. Bos Joni bilang, supaya proyeknya cepat selesai, di-Scrum-kan saja. Karakter Scrum Master sebagai Technical Leader adalah karakter Bukan Scrum Master kedua terbanyak dan terpopular di Indonesia setelah Scrum Master sebagai Manajer Proyek. Ciri-ciri: Menuliskan jabatannya di LinkedIn sebagai Technical Leader/Scrum Master atau Solution Architect/Scrum Master. Sering menentukan solusi teknis, teknologi dan arsitektur sistem dan memberikan estimasi untuk tim pada saat Sprint Planning. Sering meng-hijack Daily Scrum dan memberi solusi teknis untuk setiap permasalahan tim. Menganggap kalau Scrum hanyalah Software Delivery Lifecycle (SDLC). Merasa komunikasi antar anggota tim tidaklah penting karena dunianya hanyalah mengenai dirinya dan source code yang dia buat. Tidak pernah memiliki waktu untuk melakukan individual coaching kepada anggota Development Team dan lebih sibuk dengan pekerjaan dia sendiri. Ingin dipandang sebagai selebritis dan seringkali Scrum dianggap mengganggu eksistensinya sebagai rockstar developer. Masih berperan ganda dan masih memiliki delivery sebagai KPI dari perusahaan. Mengubah Scrum untuk kepentingan dia pribadi karena menurutnya Scrum heavyweight dan terlalu banyak ritual yang buang-buang waktu. Mengijinkan development team untuk melakukan Daily Scrum dua hari sekali bahkan tidak sama sekali atau… Baca Selengkapnya di medium. .
Jasa backdrop jogja, Kreatif Production sewa backdrop di yogyakarta.

Untuk informasi lebih lanjut ataupun untuk memesan silahkan hubungi kami kreatif production melalui telepon ataupun Whatsapp di : 08562964362, atau silahkan datang langsung ke alamat : Jl. LPMP Ngajeg, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, 55571. Kami dengan senang hati akan membantu anda mewujudkan keinginan anda

Whatsapp Telepon Email